Senin, 30 November 2009

Indahnya Qurban Dan Haji

Di penghujung nopember 2009 ini umat Islam sedunia tengah menikmati suasana 'Ied Al-Adha, salah satu hari raya yang sangat dinantikan. Hari raya ini sebenarnya jauh lebih meriah suasananya jika dibandingkan dengan 'Ied Al-Fitri jikalau ditilik dari momentumnya. Dijaman Rasulullah dan para sahabat, saat menjelang 'Ied Al-Fitri, yang berarti berakhirnya bulan Ramadhan, bulan ibadah, kehadirannya tidak disambut dengan suka cita sebagaimana yang sekarang umat Islam di Indonesia lakukan, namun justru sebaliknya, kedatangan'Ied Al-Fitri diiringi dengan sedu-sedan tangis para sahabat karena ditinggalkan oleh Ramadhan, kalaulah boleh mungkin 'Ied Al-Fitri tidak usah hadir asal Ramdhan terus berada. Tapi itu tidak mungkin karena waktu pasti terus berlalu. Hadirnya 'Ied Al Fitri berarti berakhirnya peluang tuk memperoleh pahala berlimpah berkah dari Ramdhan.

Sebaliknya, 'Ied Al Adha adalah momentum yang sangat tepat dirayakan. Ia hadir sebagai manifestasi taqarub umat Islam seluruh dunia kepada Alllah Azawajala baik dengan berqurban (memotong hewan) ataupun dengan berhaji, ziarah ke tempat-tempat mukaramah,yang tentu saja pahala sangat berlipat-lipat.Disaat itu diterimanya pengorbanan Nabi Ibrahim atas putranya Nabi Ismail dengan digantikannya dengan seekor domba nan gemuk.

Gemuruh takbir,tahmid,tasbih diseantero jagad terlebih di Makkah Al-Mukaramah seakan mengguncang 'arsy Allah Swt. Ibadah Haji memang merupakan penutup rukun Islam yang lima. Ia sebagai penyempurna keislaman seseorang, setelah bersyahadat,shalat,zakat dan shaum. Akankah aktifitas ibadah seorang muslim terhenti setelah menunaikan rukun Islam yang kelima ini? Yakinkah dia bahwa keberangkatan hajinya ke Makkah bernilai mabrur disisi Allah karena memang dilakukan semata-mata untuk melaksanakan sunatu rasul atau ada motivasi lain? Allahu a'lam. Namun yang jelas Haji bukanlah "the end of the ibadah world". Justru tolok ukurnya mabrur dan tidaknya haji seseorang adalah setelah dia menyelesaikan syarat dan rukun ibadah haji itu. So what else? Jadi haji ini menjadi starting point bagi seorang muslim untuk mengaktualisasikan dirinya apakah dia benar-benar menjadi seorang muslim yang kafaah atau tidak.Dengan berbekal rukun Islam yang sudah lima ia tunaikan, tentu sepak terjangnya akan jauh lebih hebat,lebih semangat, lebih lincah, lebih sakti dibandingkan dengan seorang muslim yang masih bermodal dua,tiga atau empat rukun Islam tentunya. Itu logikanya.So? Yaahh kalo sudah berhaji tapi ternyata ia menganggap bahwa segalanya sudah paripurna,sempurna dan merasa sudah tidak ada yang perlu dilakukan lagi mendingan dia meninggalkan dunia. Karena memang sudah paripurna tadi.Itu kalau pemahamannya seperti tadi. Oleh karena itu menengok akan sunah Rasulullah, Nabi Muhammad saw menunaikan ibadah haji sekali selama hidup beliau. Dan kalau mau merenungkan lagi, saat beliau selesai menunaikan haji yang pertama dan terakhir(sekaligus haji wada',haji perpisahan) beliau langsung mendapat wahyu surat Al-Maidah ayat 3 (coba buka dech Qurannya) yang menyiratkan bahwa tugas yang diamanhkan kepada beliau sudah sempurna, dan tak lama setelah itu beliupun menghadap keharibaan Sang Khaliq. Wafat.....Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Apakah mau seperti itu? Just it depend on your self my bro? Wassalamu'alikum.        

Read More..